
Seniman ternama Guruh Soekarnoputra kembali menunjukkan komitmennya terhadap lingkungan dan budaya melalui pendekatan kreatif yang memukau. Dengan memanfaatkan limbah perca batik—sisa kain yang sering terbuang sia-sia—ia menciptakan koleksi busana yang tidak hanya estetis tetapi juga sarat makna.
Poin-Poin Utama Inisiatif Guruh Soekarnoputra
1. Seni sebagai Solusi Lingkungan
Guruh mengubah limbah tekstil, terutama perca batik, menjadi karya bernilai tinggi. Langkah ini mengurangi dampak polusi sekaligus membuktikan bahwa sampah bisa disulap menjadi mahakarya.
2. Kreativitas Tanpa Batas
Dengan sentuhan imajinatif, potongan kain tak terpakai diberi “nyawa baru” lewat desain fashion yang unik. Karyanya menjadi medium penyampaian pesan tentang pentingnya keberlanjutan.
3. Merawat Warisan Budaya
Tak hanya fokus pada lingkungan, Guruh juga berupaya melestarikan wastra Nusantara, khususnya batik, sebagai identitas kebanggaan bangsa. Baginya, seni adalah bentuk pengabdian untuk Indonesia.
4. Motivasi bagi Anak Muda
Melalui karya-karyanya, ia ingin menginspirasi generasi muda agar mencintai budaya lokal sekaligus mengembangkannya dengan cara yang inovatif dan ramah lingkungan.
5. Pameran “Wastra: Karya Cipta Guruh Soekarnoputra”
Artikel ini juga mengulas perhelatan pameran bertajuk “Wastra” di The Dharmawangsa, Jakarta Selatan, pada 10 Oktober 2025, yang bertepatan dengan Hari Batik Nasional. Acara ini menjadi wadah untuk memamerkan hasil kolaborasi antara seni, budaya, dan isu keberlanjutan.
Guruh Soekarnoputra membuktikan bahwa seni tidak sekadar tentang keindahan, tetapi juga bisa menjadi alat perubahan—baik untuk lingkungan maupun pelestarian warisan budaya.