
Jalan KH Abdullah Syafei Gelap Gulita, Proyek Penerangan Masih Berjalan
Malam hari di Jalan KH Abdullah Syafei, Tebet, Jakarta Selatan, arah Basura, terlihat suram akibat minimnya penerangan. Alih-alih tiang lampu yang menyinari jalan, yang ada justru galian proyek dengan tanah bertumpuk. Pekerja masih sibuk beraktivitas di lokasi, sementara papan informasi proyek terpampang jelas di tepi jalan.
Papan tersebut menampilkan logo Pemerintah Provinsi Jakarta dan Dinas Bina Marga, bersama nama pelaksana proyek, PT Hora Sejati dan PT Arika Agung Primajaya. Proyek ini diklaim sebagai upaya peningkatan kualitas pencahayaan kota untuk mendukung penerangan fasilitas umum di Jakarta Selatan, khususnya di sepanjang Jalan KH Abdullah Syafei. Peringatan bagi pengendara mengenai galian proyek juga terlihat jelas di papan tersebut.
Berdasarkan pantauan pada Rabu (10/9/2025) pukul 18.00 WIB, kondisi jalan masih sedikit terang berkat lampu kendaraan yang melintas serta cahaya dari toko-toko sekitar. Namun, tidak ada satu pun tiang lampu yang beroperasi di sepanjang ruas jalan tersebut, mulai dari jembatan penyeberangan orang (JPO) setelah Jalan Sederhana hingga JPO sebelum Jalan Sawo Kecik Raya.
Seorang warga yang enggan disebut namanya, Anton (38), mengungkapkan bahwa kondisi gelap ini sudah berlangsung dari sekitar Harris Hotel Tebet hingga Stasiun Tebet. “Lampu-lampunya dicabut sementara untuk perbaikan jalan. Sebelumnya di seberang juga seperti itu,” jelasnya.
Anton menambahkan, pekerjaan di sisi jalan arah Basura baru dimulai sekitar sebulan lalu. Sementara itu, di jalur menuju Kasablanka, lampu penerangan sudah dipasang kembali. “Tapi sekarang sudah kembali normal. Kalau di sini masih baru, baru sebulanan,” ucapnya.
Di sisi lain, Firman (40), seorang pengemudi ojek online, mengeluhkan lampu jalan di sekitar flyover yang sering kali menyala terlambat dan mati terlalu pagi. “Lampu di flyover itu biasanya baru nyala sekitar jam 20.00 WIB, padahal seharusnya dari jam 18.00 WIB. Lalu jam 05.00 WIB sudah dimatikan lagi,” tuturnya.
Firman juga menyoroti risiko kecelakaan akibat jalan yang lebar namun gelap. “Pengendara sering ngebut di sini, apalagi kalau sudah sepi. Pernah ada penjual ketoprak dan nasi goreng yang tertabrak sebelum flyover,” ungkapnya.