Kapan Harus Dimulai?

0 0
Read Time:2 Minute, 4 Second

Gaya Asuh Otoriter (VOC): Kapan Waktu yang Tepat Menerapkannya?

Gaya pengasuhan otoriter atau _parenting_ VOC dikenal dengan pendekatan disiplin ketat, aturan tegas, dan sistem hukuman yang jelas. Meski dianggap ketinggalan zaman, beberapa orangtua masih menggunakannya dalam keseharian. Lantas, kapan sebaiknya metode ini diterapkan?

Menerapkan Parenting VOC dengan Bijak

Situasi yang Cocok untuk Gaya Asuh Otoriter

Menurut psikolog klinis Adelia Octavia Siswoyo, M.Psi., metode ini tidak sepenuhnya salah asalkan digunakan secara tepat dan sesuai kebutuhan.

“Ada momen-momen tertentu di mana _parenting_ VOC bisa diterapkan, terutama saat dibutuhkan kedisiplinan dan aturan yang jelas,” ujar Adelia dalam wawancara dengan _Kompas.com_, Rabu (6/8/2025).

Efektif untuk Membangun Disiplin Konsisten

Psikolog menjelaskan waktu terbaik menerapkan parenting VOC agar disiplin anak terbentuk tanpa tekanan berlebihan. Simak penjelasannya.

Adelia menjelaskan bahwa _parenting_ VOC bisa efektif ketika anak perlu dibiasakan dengan disiplin yang konsisten. Contohnya, dalam membentuk rutinitas pagi sebelum sekolah.

“Misalnya, mengatur jam bangun tidur agar tidak terlambat ke sekolah, menyelesaikan PR tepat waktu, atau menerapkan konsekuensi jika melanggar aturan,” paparnya.

Pendekatan ini membantu anak memahami konsekuensi dari tindakan mereka. Mereka belajar patuh pada jadwal, bertanggung jawab, dan tidak menunda pekerjaan. Namun, Adelia mengingatkan, disiplin harus dibangun dengan tujuan positif, bukan sekadar menakut-nakuti anak dengan hukuman.

Parenting VOC Harus Disesuaikan dengan Karakter Anak

Gaya Pengasuhan yang Bersifat Subjektif

Psikolog menjelaskan waktu terbaik menerapkan parenting VOC agar disiplin anak terbentuk tanpa tekanan berlebihan. Simak penjelasannya.

Adelia menekankan bahwa keberhasilan _parenting_ VOC sangat bergantung pada karakter dan kebutuhan anak.

“Pola pengasuhan ini subjektif karena harus disesuaikan dengan sifat dan aktivitas anak,” jelasnya.

Anak yang terbiasa dengan struktur mungkin lebih mudah beradaptasi dengan gaya asuh ini. Namun, bagi anak yang sensitif atau butuh dukungan emosional lebih, pendekatan otoriter bisa menimbulkan tekanan. Oleh karena itu, orangtua perlu mengenali kepribadian anak sebelum memilih metode ini.

Risiko Tekanan Psikologis pada Anak

Psikolog menjelaskan waktu terbaik menerapkan parenting VOC agar disiplin anak terbentuk tanpa tekanan berlebihan. Simak penjelasannya.

Meski berguna dalam situasi tertentu, Adelia menyatakan bahwa _parenting_ VOC kurang efektif secara umum di era modern karena cenderung mengabaikan aspek emosional.

“Metode ini kurang memasukkan unsur emosi positif, padahal anak butuh apresiasi, rasa aman, dan dukungan untuk tumbuh percaya diri,” ujarnya.

Jika unsur emosional diabaikan, anak berisiko merasa tertekan dan sulit mengekspresikan perasaan. Pendekatan yang terlalu kaku juga dapat memengaruhi kondisi psikologis mereka.

“Dalam _parenting_ VOC, semuanya terasa kaku dan keras, sehingga bisa menekan anak,” jelas Adelia.

Tekanan ini berpotensi membuat anak merasa terkekang, kehilangan motivasi, atau bahkan memberontak secara diam-diam—hal yang bertentangan dengan tujuan pengasuhan yang sehat.

Kesimpulan
_Parenting_ VOC bisa digunakan dalam situasi yang menuntut disiplin tinggi, tetapi penerapannya harus bijak. Orangtua perlu menyesuaikan dengan karakter anak dan tetap memberikan dukungan emosional. Kombinasi antara kedisiplinan dan kehangatan akan membantu anak tumbuh menjadi pribadi yang bertanggung jawab sekaligus bahagia.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Related Posts

Tips Bijak Menghadapi Anak yang Suka Gonta-ganti Warna Kamar Tidur

Orangtua Perlu Bijak Hadapi Keinginan Anak Ganti Warna Kamar Perubahan selera anak terhadap warna kamar tidur adalah bagian alami dari proses tumbuh kembang mereka. Orangtua disarankan untuk merespons dengan tenang…

Miss Jerman & Islandia Mundur dari Miss Universe 2025: Fakta Mengejutkan di Baliknya!

Dua wakil negara Eropa memutuskan untuk mundur dari kontes Miss Universe 2025 yang sedang berlangsung di Bangkok, Thailand. Diana Fast, Miss Universe Jerman 2025, dan Helena O’Connor, Miss Universe Islandia…

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

You Missed

Daihatsu Bocorkan Rencana Adopsi Teknologi Hybrid untuk Model Terbaru di Indonesia

  • By Admin
  • November 9, 2025
  • 0 views
Daihatsu Bocorkan Rencana Adopsi Teknologi Hybrid untuk Model Terbaru di Indonesia

Chery J6T Resmi Dibuka Pemesanan, Tawarkan Promo dan Gimik Seru!

  • By Admin
  • November 9, 2025
  • 0 views
Chery J6T Resmi Dibuka Pemesanan, Tawarkan Promo dan Gimik Seru!

Biaya Perbaikan Transmisi Mobil Hybrid Ternyata Lebih Tinggi Dibanding Mobil Konvensional

  • By Admin
  • November 9, 2025
  • 0 views
Biaya Perbaikan Transmisi Mobil Hybrid Ternyata Lebih Tinggi Dibanding Mobil Konvensional

Tips Bijak Menghadapi Anak yang Suka Gonta-ganti Warna Kamar Tidur

  • By Admin
  • November 9, 2025
  • 0 views
Tips Bijak Menghadapi Anak yang Suka Gonta-ganti Warna Kamar Tidur

Miss Jerman & Islandia Mundur dari Miss Universe 2025: Fakta Mengejutkan di Baliknya!

  • By Admin
  • November 9, 2025
  • 0 views
Miss Jerman & Islandia Mundur dari Miss Universe 2025: Fakta Mengejutkan di Baliknya!

Cristiano Ronaldo Bocorkan Momen Romantis Saat Melamar Georgina Rodríguez, Bikin Meleleh!

  • By Admin
  • November 9, 2025
  • 0 views
Cristiano Ronaldo Bocorkan Momen Romantis Saat Melamar Georgina Rodríguez, Bikin Meleleh!