
Ketika anak tiba-tiba muntah, diare, atau muncul ruam setelah makan, orang tua sering langsung mengira itu keracunan makanan. Padahal, bisa jadi itu adalah reaksi alergi. Dokter Spesialis Anak dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr. Yogi Prawira, SpA, Subs ETIA(K), menyarankan orang tua untuk memahami perbedaan keduanya agar penanganannya tidak keliru.
Perbedaan Keracunan dan Alergi Makanan pada Anak
Menurut dr. Yogi, alergi makanan bersifat individual—hanya muncul pada satu atau beberapa anak yang sensitif. Sementara, keracunan makanan biasanya terjadi secara serempak pada banyak anak yang mengonsumsi makanan yang sama.
Baca juga: 8 Penyebab Kucing Mengeluarkan Air Liur, Bisa Jadi Tanda Keracunan
Tanda-Tanda Keracunan Makanan
Keracunan makanan pada anak umumnya disebabkan oleh makanan atau minuman yang terkontaminasi bakteri, virus, atau racun. Beberapa bakteri yang sering menjadi penyebab antara lain *Salmonella*, *Campylobacter*, *E. coli*, *Listeria*, dan *Clostridium botulinum*.
Gejala yang sering muncul meliputi:
“Kalau keracunan, gejalanya biasanya muncul bersamaan dalam waktu singkat pada anak-anak yang mengonsumsi makanan yang sama,” jelas dr. Yogi.
Baca juga: Keracunan Makanan, Ini Makanan dan Minuman yang Bantu Pemulihan Menurut Pakar
Gejala Alergi Makanan
Berbeda dengan keracunan, alergi makanan adalah reaksi sistem imun terhadap zat tertentu dalam makanan, meski makanan tersebut aman bagi orang lain. Gejalanya meliputi:
“Pada alergi, gejala bisa bervariasi dan tidak selalu dialami oleh semua yang makan makanan tersebut,” ujar dr. Yogi.
Langkah Pertolongan Pertama
Jika anak keracunan makanan, orang tua disarankan untuk:
Segera bawa anak ke dokter jika muncul gejala seperti:
Pencegahan Lebih Pentin
Dr. Yogi menekankan bahwa pencegahan adalah kunci, baik untuk keracunan maupun alergi makanan:
“Orang tua harus bisa membedakan gejala keracunan dan alergi agar penanganannya lebih tepat,” tegas dr. Yogi.
Baca juga: Kasus Keracunan Makanan Bergizi Gratis, Dokter Ingatkan Pentingnya Keamanan Pangan