
Merawat Bunga Matahari di Taman Rotanusa: Tantangan dan Perjuangan
Menghadirkan pemandangan indah dengan ratusan bunga matahari di Taman Rotanusa, Rorotan, Jakarta Utara, bukanlah pekerjaan sederhana. Dibutuhkan ketelatenan ekstra untuk menjaga keindahan bunga-bunga kuning cerah itu, terutama karena ancaman hama yang sering merusak tanaman.
Iwan Sanusi (35), perawat Taman Rotanusa, kerap harus mengganti bunga yang rusak satu per satu akibat serangan hama. Akibatnya, tinggi bunga matahari di taman ini pun tidak seragam. “Kalau tidak kena hama, seharusnya tingginya rata, bisa mencapai dua meter,” ujar Iwan saat berbincang dengan Kompas.com, Senin (4/8/2025).
Perawatan yang Berbeda dari Tanaman Lain
Bunga matahari memerlukan perlakuan khusus dibanding tanaman lainnya. Misalnya, penyiraman tidak dilakukan setiap hari. Iwan lebih fokus pada penggemburan tanah dan pemberian pupuk agar bunga bisa tumbuh optimal.
Cuaca juga menjadi faktor penentu kesuksesan perawatan. “Kalau cuaca sedang tidak mendukung, seperti hujan di siang hari, saya lebih banyak memberi pupuk,” jelasnya.
Siklus Hidup yang Singkat
Meski dirawat dengan baik, bunga matahari tidak bisa bertahan lama. Dalam setahun, Iwan harus menanam ulang dua hingga tiga kali untuk memastikan Taman Rotanusa selalu dipenuhi bunga. Dari proses pembibitan hingga berbunga, usia tanaman ini hanya sekitar empat sampai lima bulan sebelum akhirnya mati.
“Setelah dipindahkan dari pembibitan, bunga matahari butuh waktu sekitar 15 hari untuk beradaptasi. Selanjutnya, ia akan mekar selama tiga hingga empat bulan sebelum akhirnya mati,” pungkas Iwan.