Stres Picu Gatal pada Kulit? Temukan Penyebab dan Solusinya di Sini!

0 0
Read Time:2 Minute, 21 Second

Gatal pada kulit tak selalu disebabkan oleh alergi, gigitan serangga, atau kulit kering. Faktor lain yang sering luput dari perhatian adalah stres. Kondisi mental ini ternyata mampu mengacaukan sistem kekebalan tubuh dan memicu reaksi berlebihan pada kulit.

Apakah stres bisa bikin gatal?

Stres tak hanya memengaruhi pikiran, tapi juga bisa memicu rasa gatal di kulit. Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Simak penjelasannya.
Stres tidak hanya berdampak pada kesehatan mental, tetapi juga bisa memunculkan sensasi gatal di kulit. Bagaimana hal ini bisa terjadi? Simak penjelasannya.

Sebuah studi dalam *Journal of Allergy and Clinical Immunology* mengungkap bahwa tekanan psikologis dapat memperburuk reaksi alergi pada kulit. Penelitian dilakukan pada tikus yang diberi paparan stres sebelum diuji dengan alergen. Hasilnya, kelompok tikus yang stres mengalami peradangan kulit lebih parah dibandingkan yang tidak.

“Temuan kami menunjukkan bahwa pengaruh stres terhadap sel imun bersifat jangka panjang dan bahkan memengaruhi perkembangan sel-sel baru,” jelas Dr. Soichiro Yoshikawa, profesor di Juntendo University, seperti dikutip dari *Best Life*, Jumat (22/8/2025). Ia menyebut fenomena ini sebagai *stress memory* atau ingatan stres, yang membuat sel imun lebih rentan memicu gangguan kulit.

Bagaimana stres menyebabkan gatal?

Stres tak hanya memengaruhi pikiran, tapi juga bisa memicu rasa gatal di kulit. Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Simak penjelasannya.
Stres tidak hanya memengaruhi pikiran, tapi juga bisa memicu rasa gatal di kulit. Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Simak penjelasannya.

Secara medis, stres memengaruhi produksi antibodi *immunoglobulin* E (IgE), yang berperan dalam reaksi alergi. IgE biasanya muncul saat tubuh terpapar alergen seperti debu atau serbuk sari. Antibodi ini memicu pelepasan histamin, zat kimia penyebab gatal, kemerahan, dan bengkak.

Saat stres, keseimbangan sel imun terganggu. Penelitian menemukan penurunan makrofag PD-L2 positif, sel darah putih yang seharusnya meredakan peradangan. Sebaliknya, eosinofil—sel darah putih yang memperparah alergi—justru meningkat.

Bukti lain yang menguatkan

Stres tak hanya memengaruhi pikiran, tapi juga bisa memicu rasa gatal di kulit. Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Simak penjelasannya.
Stres tak hanya memengaruhi pikiran, tapi juga bisa memicu rasa gatal di kulit. Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Simak penjelasannya.

Hubungan antara stres dan gatal bukan hal baru. Sebuah penelitian tahun 2015 menunjukkan, pasien dengan gatal kronis (*chronic itch*) melaporkan gejala memburuk saat diperlihatkan gambar pemicu stres. Bahkan, beberapa merasa seperti hampir digigit ular atau terjebak kebakaran.

Selain itu, terapi pengelolaan stres seperti meditasi, latihan pernapasan, dan obat antiansietas terbukti membantu mengurangi gejala gatal. Hal ini memperkuat bahwa kondisi emosional berperan besar terhadap kesehatan kulit.

Potensi penanganan ke depan

Stres tak hanya memengaruhi pikiran, tapi juga bisa memicu rasa gatal di kulit. Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Simak penjelasannya.
Stres tak hanya memengaruhi pikiran, tapi juga bisa memicu rasa gatal di kulit. Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Simak penjelasannya.

Penelitian terbaru tidak hanya mengungkap hubungan stres dan gatal, tetapi juga menawarkan solusi potensial. Ilmuwan menemukan bahwa *caspase-1 inhibitor* dapat mengurangi pembengkakan pada telinga tikus yang mengalami alergi akibat stres.

“Ini adalah pendekatan yang menjanjikan untuk pengobatan alergi kulit terkait stres,” kata Yoshikawa. Namun, ia menekankan bahwa penelitian masih tahap awal dan perlu uji klinis lebih lanjut pada manusia.

Bagaimana jika gatal karena stres?

Meski terapi medis masih dalam pengembangan, beberapa langkah sederhana bisa membantu mengurangi gatal akibat stres. Yoshikawa menyarankan:
– Mengelola stres dengan meditasi, yoga, atau olahraga ringan
– Memastikan tidur cukup
– Menghindari kebiasaan menggaruk berlebihan
– Berkonsultasi dengan dokter jika gejala terus berlanjut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Related Posts

Tanda Kepribadian atau Gangguan Psikologis yang Perlu Diwaspadai?

Menunjukkan kebanggaan diri lewat *flexing* bisa terlihat normal, tapi hati-hati jika sudah kelewatan. Psikolog Klinis Maria Fionna Callista mengungkapkan, selama masih terkendali, *flexing* adalah hal yang manusiawi. Namun, ketika berubah…

10 Tanda Micro Cheating pada Pasangan yang Sering Terabaikan, Waspadai!

Perselingkuhan Tak Selalu Fisik: Waspadai 10 Tanda Micro Cheating yang Merusak Hubungan Tidak semua perselingkuhan melibatkan kontak fisik. Terkadang, tindakan-tindakan kecil yang tampak biasa justru menjadi awal dari pelanggaran komitmen.…

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

You Missed

Tanda Kepribadian atau Gangguan Psikologis yang Perlu Diwaspadai?

  • By Admin
  • September 6, 2025
  • 0 views
Tanda Kepribadian atau Gangguan Psikologis yang Perlu Diwaspadai?

10 Tanda Micro Cheating pada Pasangan yang Sering Terabaikan, Waspadai!

  • By Admin
  • September 6, 2025
  • 0 views
10 Tanda Micro Cheating pada Pasangan yang Sering Terabaikan, Waspadai!

Mana yang Lebih Efektif Turunkan Berat Badan? Ini Kata Ahli!

  • By Admin
  • September 6, 2025
  • 1 views
Mana yang Lebih Efektif Turunkan Berat Badan? Ini Kata Ahli!

Nasib Adies Kadier Pasca-Dinonaktifkan: Bahlil Tegaskan Tak Ada Hak yang Diterima

  • By Admin
  • September 6, 2025
  • 2 views
Nasib Adies Kadier Pasca-Dinonaktifkan: Bahlil Tegaskan Tak Ada Hak yang Diterima

Hindari Kerumunan, Turunlah di Stasiun KRL Alternatif Ini!

  • By Admin
  • September 6, 2025
  • 0 views
Hindari Kerumunan, Turunlah di Stasiun KRL Alternatif Ini!

SBY Serukan Peningkatan Dialog Pemerintah Pasca Demo, Ini Pesannya!

  • By Admin
  • September 6, 2025
  • 1 views
SBY Serukan Peningkatan Dialog Pemerintah Pasca Demo, Ini Pesannya!