
Merindukan Orangtua yang Telah Tiada: Proses Alami dalam Berduka
Kehilangan orangtua seringkali meninggalkan rasa rindu yang mendalam, sebuah emosi yang sepenuhnya manusiawi dan alamiah. Menurut Agata Paskarista, Psikolog Klinis, perasaan ini tidak perlu ditolak atau dianggap sebagai tanda kegagalan untuk *move on*. Sebaliknya, kerinduan justru menjadi bukti bahwa ikatan dengan orangtua tetap hidup, meski secara simbolis.
Strategi Menghadapi Rindu yang Bermakna
Agata membagikan beberapa cara untuk mengelola rasa rindu dengan sehat dan produktif:
1. Mengakui Kenormalan Rindu
Kerinduan bukan pertanda seseorang belum ikhlas, melainkan bagian dari proses berduka yang wajar. Menerimanya sebagai respons alami membantu mengurangi beban emosional.
2. Menciptakan Ekspresi yang Bermakna
Rindu bisa disalurkan melalui kegiatan simbolis, seperti:
- Menulis surat atau jurnal untuk orangtua
- Mendengarkan lagu atau menonton film favorit mereka
- Melakukan hobi atau tradisi yang dulu dinikmati bersama
3. Memelihara Ikatan Melalui Kenangan
Teori *Continuing Bond* menunjukkan bahwa hubungan dengan almarhum bisa tetap hidup melalui doa, kenangan, atau ritual pribadi—tanpa harus terperangkap dalam kesedihan berkepanjangan.
Inti dari Berdamai dengan Duka
Berdamai bukan tentang melupakan atau menghilangkan rindu, melainkan belajar hidup dengannya. Rasa rindu bisa menjadi penghormatan atas cinta dan kebersamaan yang pernah ada. Kuncinya adalah mengekspresikannya dengan cara yang membawa kedamaian, bukan penderitaan.