
Banjir di Denpasar: Ancaman Kesehatan yang Mengintai di Balik Genangan Air
Banjir besar yang melanda Denpasar, Bali, sejak Selasa (9/9/2025) tak hanya mengganggu aktivitas warga, tetapi juga membawa risiko serius bagi kesehatan. Akses jalan terputus, rumah-rumah terendam, dan evakuasi terus dilakukan untuk menyelamatkan warga yang terdampak.
“Kami terus berkoordinasi dengan BPBD untuk memastikan data evakuasi akurat dan tidak terjadi kesimpangsiuran informasi,” ujar Juni Antara, Kepala Kasi Operasi dan Kesiapsiagaan SAR Denpasar, seperti dilaporkan Kompas.com (11/9/2025). Tim SAR sendiri menghadapi kendala karena banyak jalur yang tidak bisa dilalui kendaraan.
Di tengah kondisi ini, masyarakat perlu waspada terhadap ancaman penyakit yang kerap muncul pasca-banjir.
Risiko Penyakit Akibat Banjir
Wilma Subra, aktivis lingkungan, mengingatkan bahwa air banjir yang tercemar limbah bisa menyebabkan iritasi kulit, bisul, atau ruam, terutama jika kulit terendam terlalu lama. Kementerian Kesehatan RI juga memperingatkan beberapa penyakit yang kerap muncul setelah banjir:
- Diare – Disebabkan konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi bakteri dari air kotor.
- Demam Berdarah Dengue (DBD) – Genangan air menjadi tempat ideal nyamuk Aedes aegypti berkembang biak.
- Leptospirosis – Bakteri leptospira dapat masuk melalui luka kecil atau selaput lendir saat kontak dengan air banjir.
- Penyakit kulit – Infeksi jamur, kurap, dan gatal-gatal akibat paparan air kotor.
- ISPA – Mudah menyebar di lingkungan pengungsian yang padat dan lembap.
Kondisi pengungsian di Denpasar, di mana banyak warga mengungsi di balai banjar, semakin meningkatkan risiko penularan penyakit, terutama ISPA.
Bahaya Lain dari Air Banjir
Selain penyakit, banjir juga membawa ancaman lain:
- Iritasi kimia – Air yang terkontaminasi bahan kimia dapat menyebabkan ruam atau iritasi mata.
- Benda tajam – Kaca, logam, atau paku yang tersembunyi di air keruh berpotensi melukai.
- Hewan berbahaya – Ular, tikus, dan serangga mungkin masuk ke pemukiman karena habitatnya terganggu.
- Sengatan listrik – Kabel yang terendam air bisa menimbulkan bahaya fatal.
Masyarakat disarankan memastikan listrik dimatikan sebelum kembali ke rumah yang terdampak banjir.
Dampak pada Kesehatan Mental
Banjir tidak hanya merusak fisik, tetapi juga memengaruhi kesehatan mental. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa bencana ini dapat memicu kecemasan, depresi, dan stres, terutama akibat kehilangan harta benda atau tempat tinggal.
Di tengah situasi ini, menjaga komunikasi dan kebersamaan antarwarga menjadi penting untuk mempertahankan ketahanan mental.
Langkah Pencegahan Penyakit Pasca-Banjir
Beberapa cara untuk mengurangi risiko penyakit setelah banjir:
- Hindari kontak langsung dengan air banjir. Gunakan sepatu bot dan sarung tangan jika terpaksa melewatinya.
- Jangan mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi air banjir.
- Bersihkan dan disinfeksi barang-barang yang terendam, terutama peralatan makan dan area bermain anak.
- Gunakan obat anti-nyamuk untuk mencegah DBD.
- Segera periksa ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala seperti diare, demam, sesak napas, atau infeksi kulit.
Dengan langkah-langkah ini, diharapkan masyarakat dapat meminimalkan dampak kesehatan akibat banjir yang melanda Denpasar.