Gelombang DBD Mengancam di Luar Musim Hujan: Kasus Mencapai 166.000 di 2025
Indonesia menghadapi lonjakan kasus demam berdarah dengue (DBD) yang mengkhawatirkan, bahkan sebelum musim hujan tiba. Data BPJS Kesehatan mencatat lebih dari 166.000 kasus hingga pertengahan 2025, dengan mayoritas penderita berusia di bawah 20 tahun. Angka ini memicu alarm bagi pemerintah dan masyarakat untuk segera mengambil langkah pencegahan.
Beban Kesehatan dan Ekonomi yang Besar
Prof. Ali Ghufron Mukti, Direktur Utama BPJS Kesehatan, mengungkapkan bahwa DBD tidak hanya mengancam kesehatan tetapi juga membebani keuangan negara. Biaya perawatan per kasus bervariasi, mulai dari Rp 200.000–300.000 untuk rawat jalan hingga Rp 4,5 juta untuk rawat inap. Dengan total kasus melebihi 166.000, estimasi biaya yang dikeluarkan BPJS Kesehatan bisa mencapai lebih dari Rp 700 miliar hanya dalam enam bulan.
“Peningkatan kasus terjadi setiap tahun. Kami mendorong masyarakat untuk lebih waspada, terutama jelang musim hujan yang berpotensi memperparah penyebaran nyamuk *Aedes aegypti*,” tegas Ali Ghufron dalam sebuah acara di Jakarta awal November 2025.
Ancaman Meningkat dengan Datangnya Musim Hujan Lebih Awal
BMKG memprediksi musim hujan 2025/2026 akan datang lebih cepat di beberapa wilayah, dengan puncaknya terjadi antara November 2025 dan Februari 2026. Kondisi ini tidak hanya meningkatkan risiko banjir dan tanah longsor tetapi juga mempercepat perkembangbiakan nyamuk penyebab DBD.
Derek Wallace dari Takeda Pharmaceuticals menyebutkan, dunia telah mengalami peningkatan kasus dengue yang signifikan dalam lima tahun terakhir. Data WHO menunjukkan lebih dari 7,6 juta kasus global hingga April 2024, dengan Indonesia sebagai negara dengan kasus tertinggi di kawasan ASEAN.
dr. Asik Surya dari Koalisi Bersama (KOBAR) Lawan Dengue menambahkan, hampir seluruh kabupaten/kota di Indonesia kini melaporkan kasus DBD. Jumlah daerah endemis bahkan mencapai 471 pada tahun 2025, menunjukkan penyebaran yang semakin luas.
Peran Pencegahan dan Imunisasi
Prof. Samsuridjal Djauzi dari Satgas Imunisasi PAPDI menekankan pentingnya upaya pencegahan, termasuk imunisasi. PAPDI telah merekomendasikan vaksin dengue sebagai bagian dari imunisasi dewasa untuk memperluas perlindungan.
“Penanganan DBD membutuhkan kolaborasi semua pihak. Kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan dan deteksi dini gejala menjadi kunci,” ujar Prof. Samsuridjal.






