Waspada! Mata Merah dan Pandangan Buram Bisa Jadi Tanda Penyakit Serius

0 0
Read Time:1 Minute, 21 Second

Jakarta – Mata merah sering dianggap sepele, padahal bisa menjadi pertanda masalah serius, mulai dari kelelahan biasa hingga kondisi yang berpotensi merusak retina dan mengancam penglihatan. Salah satu gangguan yang perlu diwaspadai adalah uveitis, peradangan pada lapisan tengah mata yang memerlukan penanganan tepat untuk mencegah komplikasi berbahaya.

Dr. Eka Octaviani Budiningtyas, Sp.M, menjelaskan dalam acara edukasi Gangguan Retina dan Uveitis oleh JEC Hospital & Clinic (17/9/2025), gejala uveitis tidak hanya mata merah, tetapi juga pandangan kabur, sensitivitas terhadap cahaya, dan rasa nyeri saat terpapar sinar terang. “Keluhannya bisa hilang timbul, jadi jika sering muncul, sebaiknya segera diperiksakan,” ujarnya.

Uveitis menyerang uvea, lapisan mata yang meliputi bagian depan hingga belakang, termasuk retina dan saraf optik. Tanpa penanganan, kondisi ini dapat merusak struktur mata dan berujung pada kebutaan. “Mata merah hanyalah alarm, tapi sumber peradangannya harus dicari. Uveitis bisa memicu glaukoma, katarak, bahkan kehilangan penglihatan permanen,” tegas dr. Eka, spesialis ocular infection and immunology.

Sayangnya, banyak pasien datang terlambat karena rendahnya kesadaran akan bahaya uveitis. “Di Indonesia, uveitis masih underdiagnosed. Deteksi dini dan edukasi masyarakat perlu ditingkatkan,” tambahnya.

(Kiri) dr. Referano Agustiawan, SpM(K), Direktur RS Mata JEC @ Menteng dan dr. Eka Octaviani Budiningtyas, SpM (kanan) di acara media edukasi (17/9/2025).

Penyebab Uveitis

Penyebab uveitis beragam, mulai dari infeksi virus/bakteri, penyakit autoimun, hingga trauma fisik. Namun, 30-50% kasus tidak diketahui pemicu pastinya. “Kuman seperti TBC atau sifilis juga bisa memicu uveitis,” jelas dr. Eka.

Untuk diagnosis, dr. Referano Agustiawan, Sp.M(K), menyebutkan serangkaian pemeriksaan di JEC, seperti tes laboratorium, pencitraan fundus, dan USG mata. “Kami juga mengecek apakah ada penyakit autoimun yang mendasarinya,” ujarnya.

Penanganan cepat sangat menentukan keberhasilan terapi. Pengobatan meliputi antimikroba, tetes mata kortikosteroid, suntikan steroid, hingga obat imunosupresan. “Semakin awal diobati, risiko komplikasi semakin kecil,” pungkas dr. Eka.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Related Posts

Kenali Gejala dan Dampak yang Harus Diwaspadai

RSV: Ancaman Tersembunyi bagi Bayi, Khususnya yang Lahir Prematur Respiratory Syncytial Virus (RSV) adalah patogen yang menyerang saluran pernapasan, terutama bagian bawah, dan dapat memicu Infeksi Saluran Pernapasan Bawah (ISPB).…

Kenali Gejala Batuk, Demam, dan Sesak Napas Sejak Dini!

Virus RSV dan Influenza: Mirip Gejalanya, tapi Bukan Penyakit Biasa Virus RSV (Respiratory Syncytial Virus) dan influenza sering dianggap sama karena sama-sama menyerang saluran pernapasan dan menunjukkan gejala serupa. Namun,…

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

You Missed

Waspada! Bahaya Tersembunyi Jas Hujan Ponco bagi Pengendara Motor

  • By Admin
  • November 3, 2025
  • 1 views
Waspada! Bahaya Tersembunyi Jas Hujan Ponco bagi Pengendara Motor

Cek Sekarang!

  • By Admin
  • November 3, 2025
  • 0 views
Cek Sekarang!

Tips Jitu Beli Mobil Bekas di Musim Hujan Tanpa Khawatir Tertipu

  • By Admin
  • November 3, 2025
  • 1 views
Tips Jitu Beli Mobil Bekas di Musim Hujan Tanpa Khawatir Tertipu

Kenali Gejala dan Dampak yang Harus Diwaspadai

  • By Admin
  • November 3, 2025
  • 0 views
Kenali Gejala dan Dampak yang Harus Diwaspadai

Persikad Depok Bangkit dengan Pelatih Baru, Rebut Tripoin di Liga 2 Championship

  • By Admin
  • November 3, 2025
  • 0 views
Persikad Depok Bangkit dengan Pelatih Baru, Rebut Tripoin di Liga 2 Championship

Persik Vs Persebaya Pindah ke Gresik Gara-gara Stadion Brawijaya Tak Layak

  • By Admin
  • November 3, 2025
  • 0 views
Persik Vs Persebaya Pindah ke Gresik Gara-gara Stadion Brawijaya Tak Layak